PPLIPI Jabar dan Alliance for Integrity-GIZ, Gelar Pelatihan Digital Bisnis Terintegrasi Cegah Korupsi

Menyadari pentingnya para pelaku bisnis atau sektor swasta memahami dan mengimplementasikan usaha pencegahan terjadinya praktek korupsi, Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia (PPLIPI) DPW Jabar bekerjasama dengan Alliance for integrity, mengadakan pelatihan digital bisnis terintegrasi Dari Usaha ke Usaha (DUKU), yang digelar melalui webinar selama 2 hari, dari tanggal 29-30 September 2020.
Alliance for Integrity-GIZ (Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusamenarbeit) yang diprakarsai oleh Kementrian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Federal Jerman adalah lembaga/organisasi internasional yang amat concern terhadap pencegahan praktik korupsi.
Program lembaga ini adalah menyelenggarakan pelatihan managemen kepatuhan dan pelatihan anti korupsi di seluruh dunia di lebih dari 13 negara. Dan pada kesempatan ini menampilkan pembicara atau fasilitator yang kompeten, yaitu Stevany Joseph (PT Otsuka Indonesia), Yanto Sidik Pratiknyo (Indonesian Business Link) dan Royani Lim (Bhumikasara Foundation).
Faiza Hasan, dari GIZ Indonesia, dalam pengantarnya mengatakan “Alliance for Integrity merupakan inisiatif global untuk menyatukan semua pemangku kepentingan terkait pencegahan korupsi di sektor swasta”.
Sebelumnya Ketua Pelaksana dari PPLIPI Jabar Wina Wardina, melaporkan pelatihan DAKU diikuti oleh 28 peserta dari 35 orang yang sudah mendaftar, dimana pendaftarannya dibuka selama 3 hari dari tanggal 23 -26 September 2020.
“Pelatihan DUKU ini tidak dipungut biaya, dan disediakan e-sertifikasi bagi peserta pelatihan yang menyelesaikan 4 modul pelatihan,” jelas Wina yang juga menjabat Ketua Komisi Pemuda dan Olahraga di PPLIPI Jabar.
Sementara Anjani, Consultan team Alliance for Integrity, menyapaikan peserta yang sebagian besar anggota dan pengurus PPLIPI serta kalangan pebisnis, akan belajar, berdiskusi dan berbagi pengalaman mengenai bisnis berintegritas dan anti korupsi.
“Peserta akan dibekali pengetahuan tentang apa itu korupsi. Bagaimana dampak korupsi terhadap perusahaan. Apa saja yang merupakan faktor resiko utama korupsi dan bagaimana dapat mencegah korupsi selain mengenal jenis-jenis korupsi”, jelas Anjani.
Ir. Dadang A Pribadi, salah seorang peserta pelatihan dari kalangan pebisnis ketika ditanya kesannya soal pelatihan bisnis digital terintegrasi mengatakan intinya bermanfaat dan dapat menambah ilmu serta wawasan soal korupsi.
Bagi sektor swasta seperti dirinya mana yang termasuk korupsi atau hadiah amatlah sumir karena sudah merupakan budaya.
“Yang penting bagi swasta adalah menjaga kwalitas. Bila kwalitas baik maka sedikit ruang gerak terjadinya praktek korupsi,” ujarnya jujur. (S Sundari)