Gerakan tutup mulut atau biasa disingkat GTM memang sering membuat orang tua khawatir. Tidak hanya menutup mulut, anak yang susah makan ini bahkan bisa menyemburkan makanannya, melepeh, atau cara-cara ‘ajaib’ lainnya agar makanan tidak masuk ke perutnya. Kalau begitu terus, dampaknya bisa lebih mengkhawatirkan lagi loh. Mulai dari anak mudah sakit, berat badan menurun, dan tentu saja kekurangan gizi yang sangat diperlukan untuk tumbuh kembangnya.
Penyebab GTM atau anak susah makan ini mungkin beragam, entah anak bosan, sedang sakit, tidak lapar, atau bahkan adanya trauma. Namun menurut penelitian multisenter yang dilakukan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyebab tersering GTM pada anak adalah inappropriate feeding practice, perilaku makan yang tak benar atau pemberian makanan yang tidak sesuai usia. Fase ini seringkali terjadi saat penyapihan, atau waktu dimulainya pemberian MPASI.
Nah, untuk mengatasi dan mencegah anak GTM atau susah makan, orang tua harus melatih anak melakukan perilaku makan yang benar (feeding rules). Bagaimana caranya? Ikuti langkah-langkah cermat sesuai anjuran IDAI berikut ini yuk!
1. Cari tahu penyebabnya
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu penyebab anak tidak mau makan. Apakah mereka sedang sakit sariawan, atau penyakit lainnya yang menyebabkan nafsu makannya menurun, atau mereka trauma dengan salah satu makanan, dan mungkin juga mereka bosan dengan varian makanan yang itu-itu saja. Dengan begitu, kita bisa lebih tepat untuk memilih solusi yang bisa dilakukan untuk membuat anak mau makan kembali.
2. Buat jadwal makan
Untuk mendisiplinkan waktu makan anak, coba untuk buat jadwal makan. Misalnya jam makan sudah ditentukan pukul 7 pagi, 12 siang, dan 7 malam. Sementara itu pemberian camilan diberikan pukul 9 pagi dan 3 sore. Dengan menertibkan jadwal makan, tentu anak akan merasa lapar pada waktunya dan akan terdorong untuk mencari makanan. Di sela-sela memberikan camilan, kita bisa memberikan susu, tapi usahakan jangan mendekati waktu jam makan karena memungkinkan si Kecil akan merasa kenyang sebelum mereka makan makanan utama.
3. Buat si Kecil merasa lapar
Ketika si Kecil tidak mau makan, jangan lakukan pemaksaan apalagi mencekokinya makanan ya! Hal itu justru bisa membuat pengalaman makan malah menjadi pengalaman buruk baginya. Jika si Kecil menunjukkan tanda tidak mau makan, diamkan terlebih dahulu, dan tawarkan kembali makanan setelah 10-15 menit tanpa memaksa anak. Ulangi hingga si Kecil mau makan. Latih anak untuk mengenali rasa kenyang dan laparnya sendiri. Hindari juga memberikan susu atau snack di waktu dia akan mulai makan. Usahakan si Kecil melakukan kegiatan fisik juga supaya ia merasa lapar tepat pada waktunya ketika mereka harus makan.
4. Berikan variasi makanan
Sama halnya dengan orang dewasa, si Kecil juga bisa bosan saat makan. Bahkan mungkin mereka jauh lebih cepat untuk merasa bosan terhadap makanan, apalagi jika mereka sudah mengenal berbagai jenis macam rasa yang kuat dengan kandungan MSG seperti yang terkandung dalam makanan instan atau junkfood. Nah, untuk menghadapi masalah ini, kita perlu memberikan variasi makanan pada si Kecil. Apabila si Kecil tidak menyukai sayuran, orangtua dapat mengolah sayuran sehingga mereka tidak lagi merasakan rasa sayuran pada makanannya. Bisa dengan mencampur pada makanan kesukaannya, atau dipotong kecil-kecil sekali sampai tidak terlihat seperti sayur. Meski terdengar sulit, tapi coba untuk terus kreatif dalam mencoba berbagai jenis makanan untuk si Kecil. Tentunya makanan yang diberikan harus tetap mengandung gizi seimbang y, supaya gizi si Kecil tetap terpenuhi meski misalnya ia hanya makan sedikit.
5. Hindari makanan junkfood atau instan
Jika anak tidak mau makan, jangan tergoda untuk memberi mereka makanan yang mereka sukai seperti junkfood atau cokelat hanya demi ada makanan yang masuk ke mulutnya. Hal ini tidak akan mendisiplinkan mereka, melainkan justru dapat membuat mereka menjadikan makanan sebagai alasan untuk mendapatkan hal yang mereka inginkan. Selain itu, memberi makan junkfood atau makanan instant terlalu sering juga dapat merusak cita rasa si Kecil terhadap makanan. Mereka akan terbiasa makan-makanan yang memiliki rasa kuat dan kemungkinan tidak mau makan-makanan yang dimasak tanpa penyedap rasa.
6. Buat suasana menyenangkan
Yang terpenting dari segalanya adalah membuat suasana menyenangkan supaya si Kecil mau makan. Jika kita memaksa atau memarahinya, tentu suasana makan sudah menjadi tidak enak dan membuat si Kecil bisa menjadi trauma. Kita bisa membiasakan si Kecil untuk mulai makan di meja makan bersama orang tuanya. Dengan begitu si Kecil akan terbiasa melihat orangtuanya makan, dan ikut terdorong untuk ikut makan juga. Jangan biasakan juga membawa si Kecil makan sambil bermain di taman atau di mal. Suasana menyenangkan bukan dimaksudkan seperti itu, tapi lebih kepada semangat dan keceriaan di meja makan bersama kedua orang tua.
Kedisiplinan yang di tanamkan sejak dini tentu akan membuahkan hasil hingga si kecil besar dan meminimalisir terjadinya GTM pada anak. Kalaupun anak tetap melakukan GTM, tenang aja ya Sobat Harmoni, karena hal ini tidak akan berlangsung lama dan hanya bersifat sementara. Jadi tetap semangat dan pantang menyerah ya untuk para ibu dan ayah dalam memberikan perhatian penuh pada si Kecil! Ingat, demi kebaikan si Kecil!
(Dari berbagai sumber)