Keberadaan kampung adat diyakini bis menjadi benteng pengaruh atau budaya negatif. Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum saat menghadiri acara budaya ‘Nyuguh’ di Kampung Adat Kuta, Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis, Kamis (24/10/2019).
“Selain fungsi wisata, yang terpenting dari keberadaan kampung adat sebenarnya adalah benteng dari pengaruh budaya negatif. Dengan adat positif yang dipertahankan oleh masyarakat kampung adat, ini bisa menjadi penghalang dari adat yang tidak sesuai dengan masyarakatnya” ujar Uu.
Apalagi menurut Uu, adat tertentu di kampung adat banyak yang sesuai dengan ajaran agama tetutama agama Islam.
“Barangkali karena pengaruh agama Islam cukup diterima dan diyakini oleh masyarakat kampung, maka budaya agama Islam menjadi menyatu dengan adatnya itu sendiri, bahkan menjadi penyempurna” katanya.
Uu berharap, antara pemerintah daerah dan warga kampung adat di Jawa Barat bisa bersinergi untuk menularkan adat positif kepada warga dibsekitar kampung adat.
“Jadi jangan hanya sebagai tontonan, tetapi harus bisa menjadi tuntunan bagi masyarakat sekitar bagaimana mereka bisa konsisten mempertahankan budaya dan adatnya” tegas Uu.
Jika sebagai objek wisata, tentu saja pemerintah akan terus membantu dan memfasilitasi keberadaan kampung adat terutama di bidang infrastruktur seperti jalan yang menunjang keberadaan dan keberlangsungan kampung adat. (Pun)
Sumber : https://jabarprov.go.id/